Penerapan Akuaponik di Beberapa Kota Indonesia
Penerapapan
ilmu akuaponik ternyata sudah banyak diterapkan di beberapa kota. Di antaranya,
ada kota Semarang dan Jepara. Kayak gimana, sih, penerapannya? Yuk, kita simak
lebih lanjut seperti apa penerapan langsung dari sistem budidaya akuaponik
ini!
SEMARANG
Saat ini Kota Semarang masuk dalam kategori 100 Resilient
Cities, dari berbagai kota di dunia, yakni sebuah kota yang dikategorikan
memiliki daya tahan kuat dan tangguh menghadapi tantangan. Perwujudan kota
tangguh itu di antaranya melalui penyediaan pangan berkelanjutan, baik berupa
budidaya darat maupun air di lahan yang terbatas.
Salah satunya dengan melibatkan kelompok
masyarakat untuk pemenuhan pangan secara berkelanjutan, yakni komunitas petani
akuaponik. Penerapan akuaponik ini, warga menggunakan konsep kolam budidaya
ikan berukuran kurang lebih 2 x 4 meter dengan kedalaman air kurang lebih
setengah meter, kemudian digabungkan dengan jalur instalasi akuaponik dari pipa
paralon maupun netpot dan polybag.
Berbagai jenis tanaman kebutuhan pangan seperti lombok,
terong, sawi, kangkung, seledri, tomat, cabai rawit, cabai merah, bayam dan
beraneka ragam sayur mayur lain, tumbuh menghijau di lahan terbatas di
pekarangan rumah warga. Pengembangan
akuaponik berbasis masyarakat ini menjadi salah satu bagian dari program urban
farming menggunakan teknologi tepat guna dengan memerhatikan aspek estetika,
fungsi, dan sistem sirkulasi budidaya pertanian serta perikanan secara optimal
berkelanjutan. Salah satu pilot project program ini dilakukan di Kelurahan
Kandri Kecamatan Gunungpati Semarang.
Di kelurahan tersebut disiapkan lokasi utama sebagai landmark sebagai 'Desa Wisata Akuaponik'. Sejak dimulai Februari 2016 hingga September 2017, ada sebanyak 83 Kepala Keluarga (KK) mengembangkan budidaya tanaman sayuran menggunakan sistem akuaponik berbasis rumah tangga di Kampung Kandri. Sebetulnya, ini bukan konsep baru. Dalam konsep teoritik ada istilah 'urban farming', yakni praktik budidaya, pemrosesan, dan distribusi bahan pangan di perkotaan. Urban farming ini nanti akan dikembangkan di Kota Semarang. Dengan adanya kondisi lahan sempit akan kami kembangkan dan meningkatkan produktivitas pertanian di Kota Semarang. Sehingga ketahanan pangan bisa ditingkatkan. Bentuknya bisa memanfaatkan lahan publik, vertikal garden, roof garden maupun top garden, nantinya akan ditingkatkan. Saat ini salah satu pilot project penerapan urban farming dikembangkan di Kelurahan Kandri dengan menggunakan metode akuaponik.
JEPARA
Penerapan
ilmu perkuliahan di lapangan dapat dilakukan dengan berbagai cara melaui Kuliah
Kerja Nyata (KKN). Melihat potensi yang dimiliki oleh Desa Srikandang, Jepara,
Tim II KKN Undip 2018 Desa Srikandang, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara
memberikan edukasi berupa sosialisasi dan penerapan langsung budidaya lele
dengan sistem akuaponik. Penerapan sistem akuaponik terhadap budidaya lele ini
dilakukan dengan memanfaatkan pekarangan rumah.
Selain
hasil panen ikan lele, nantinya akan didapatkan pula panen berupa tanaman sawi
melalui sistem akuaponik ini. Penerapan sistem akuaponik merupakan kombinasi
antara akuakultur dengan hidroponik yang memenjalankan sistem budidaya dengan
mengkombinasikan antara pemeliharaan tanaman dengan budidaya ikan.
Dengan
penerapan sistem akuaponik dalam budidaya ikan lele ini, tidak membutuhkan
lokasi lahan yang luas, cukup dengan memanfaatkan pekarangan rumah warga.
“Dengan akuaponik dapat memaksimalkan pekarangan rumah masyarakat Desa
Srikandang untuk menghasilkan tanaman organik dan ikan. Selain sehat, juga bisa
diperjualbelikan untuk menambah penghasilan warga Desa Srikandang sendiri,”
jelas Pratiwi Afriani, salah satu Tim KKN Undip dari program studi Ilmu
Kelautan.
Warga desa yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani juga merasa diuntungkan karena mendapatkan manfaat lain dari budidaya ikan lele dengan memanfaatkan pekarangan rumahnya. “Senang, Mbak. Jadi lebih ngerti ternyata budidaya lele bisa sederhana ndak butuh banyak tempat. Airnya juga bisa dipakai lagi, ndak boros,” jelas Rukani, warga Desa Srikandang yang mengikuti sejak awal prose penerapan akuaponik di pekarangan rumahnya. Melalui edukasi pada warga mengenai sistem akuaponik ini, diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan potensi desa lokasi KKN Undip dan mengurangi dampak pencemaran lingkungan. Salah satu solusi untuk mencukupi kebutuhan energi dan protein masyarakat Desa Srikandang, TIM II KKN Universitas Diponegoro 2018 Desa Srikandang melakukan program budidaya akuaponik.
Referensi:
https://www.suaramerdeka.com/amp/news/baca/15350/metode-akuaponik-bisa-tingkatkan-ketahanan-pangan,
diakses pada 1 September 2020.
http://manunggal.undip.ac.id/pemanfaatan-pekarangan-rumah-warga-desa-dengan-penerapan-akuaponik/,
diakses pada 1 September 2020.
Komentar
Posting Komentar