Mari Mengenal Para Pebisnis Akuaponik

        Setelah mengetahui bagaimana sistem akuaponik bekerja, budidaya akuaponik, cara merakit sistem akuaponik, dan bahkan mengetahui peluang bisnis dari akuaponik. Nah, sekarang kita akan membahas siapa saja orang-orang yang telah menerapkan sistem akuaponik dan menjadikannya sebagai usaha yang menguntungkan. Yuk kita simak postingan ini…

MARK SUNGKAR

    Mark Sungkar merupakan ayah dari Zaskia dan Shireen Sungkar memang sudah tidak asing lagi di telinga. Namun, tahukah Anda bahwa pria kelahiran Surakarta, 22 Oktober 1948 silam ini ternyata ahli di bidang arsitektur dan pertanian. Ya, sebagai seorang arsitek, pria bernama lengkap Mubarak Ali Sungkar ini telah mendirikan PT. Green Homes Indonesia di tahun 2013 yang bergerak dalam bidang arsitektur dan rancang bangun rumah dengan konsep hijau.

    Salah satu konsep green homes yang diwujudkannya dengan mengaplikasikan sistem akuaponik. Sebagai bentuk keseriusannya, ia pun terus melakukan riset dan penelitian terkait akuaponik hingga saat ini. Pada awal tahun 2014, Mark Sungkar mengikuti pelatihan akuaponik oleh Murray Hallam di Brisbane, Australia dan pada tahun 2015 ia sempat menjadi konsultan pembuatan taman akuaponik di Hongkong.

    Tanpa disadari, lebih dari 20 tahun Mark Sungkar telah mengaplikasikan sistem pertanian akuaponik. Ia sering memadukan kombinasi kolam ikan, relief air terjun buatan, dan tanaman di setiap rumah yang ia bangun.

JUSUF RANDI

       Jusuf Randi mendorong kecintaanya pada bidang pertanian dengan mendirikan “Randi Farm”. Saat ini, petani asal Purwokerto, Jawa Tengah ini memakai sistem akuaponik setelah sebelumnya menerapkan hidroponik. Menurutnya, sistem akuaponik lebih efisien dari sistem lainnya. Dimana Randi mengkombinasikan kangkung organik dan lele dalam akuaponiknya. Dalam sekali panen, Randi bisa mendapatkan 240 kilogram (kg) kangkung organik dan satu ton lele. “Sayur bisa panen tiap bulan, sementara lele empat sampai lima bulan sekali,” tuturnya. Randi menjual kangkung Rp 3.000 per ikat (1kg=4-5 ikat) dan lele Rp 15.000 per kg. Selain bertani, Randi Farm juga menjual instalasi mini hidroponik dan akuaponik seharga Rp 1,5 juta per set. Dalam sebulan, ia bisa menjual hingga enam set instalasi aquaponik.

    Menurut Jusuf Randi, akuaponik merupakan sistem pertanian modern, karena merupakan kombinasi antara akuakultur dan hidroponik. Keduanya dipraktikkan agar saling menguntungkan. "Bedanya hidroponik dengan akuaponik, kalau akuaponik ini bisa diletakkan di atas kolam ikan. Jadi membudidayakan aneka sayur sambil pelihara ikan sekaligus. Sehingga, bisa memanen sayur dan ikan sekaligus," Tuturnya. 





Referensi:

Sungkar, Mark. 2015. Akuaponik Ala Mark Sungkar. Jakarta: Agromedia

https://peluangusaha.kontan.co.id/news/akuaponik-tawarkan-keuntungan-berlipat?page=1 , diakses pada tanggal 31 Agustus 2020




Komentar

Postingan populer dari blog ini

STRATEGI PEMASARAN STP PADA PRODUK BUDIDAYA AKUAPONIK

Model Akuaponik: Apa Saja Bahan dan Peralatan Model Akuaponik Sistem NFT (Nutrient Film Technique)?

Fakta Menarik Tentang Akuaponik yang Harus Kalian Ketahui